Monday, April 12, 2010

Waspada Komplikasi Kaki Diabetik Bag.2

Penyebab Kaki Diabetik

Terjadinya kaki diabetik tidak terlepas dari tingginya kadar gula (glukosa) darah pada penyandang diabetes. Tingginya kadar gula darah yang berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan masalah pada kaki penyandang diabetes, yakni:
  • Kerusakan saraf. Masalah pertama yang timbul adalah kerusakan saraf di tangan dan kaki. Saraf yang telah rusak membuat penyandang diabetes tidak dapat merasakan sensasi sakit, panas, atau dingin pada tangan dan kaki. Luka pada kaki dapat menjadi buruk karena penyandang diabetes tidak menyadari adanya luka tersebut. Hilangnya sensasi rasa ini disebabkan kerusakan saraf yang disebut sebagai neuropati diabetik. Neuropati diabetik terjadi pada lebih dari 50% penyandang diabetes. Gejala yang umum terjadi adalah rasa kebas (baal) dan kelemahan pada kaki dan tangan.
  • Gangguan pembuluh darah. Masalah kedua adalah terjadinya gangguan pada pembuluh darah, sehingga menyebabkan tidak cukupnya aliran darah ke kaki dan tangan. Aliran darah yang buruk ini akan menyebabkan luka dan infeksi sukar sembuh. Ini disebut penyakit pembuluh darah perifer (pembuluh darah tepi) yang umum menyerang kaki dan tangan. Penyandang diabetes yang merokok akan semakin memperburuk aliran darahnya.
Kedua masalah di atas dapat menyebabkan terjadinya kaki diabetik. Ditambah lagi dengan rentannya penyandang diabetes terhadap risiko infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun, akan semakin memperbesar risiko mengalami komplikasi kaki diabetik.

Sebagai gambaran, misalnya kaki anda terluka karena penggunaan sepatu yang sempit. Anda tidak menyadari dan tidak merasakan sakit karena adanya kerusakan saraf pada kaki anda. Selanjutnya, luka yang awalnya kecil itu akan terinfeksi. Pada penyandang diabetes, kadar gula dalam darah yang tinggi merupakan makanan bagi kuman. Kuman kemudian berkembang biak dan menyebabkan infeksi bertambah buruk. Hal ini diperparah dengan aliran darah kaki yang buruk sehingga memperlambat proses penyembuhan luka.

Infeksi yang tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan gangren. Pada gangren, kulit dan jaringan di sekitar luka tersebut akan mati (nekrotik), sehingga daerah di sekitar luka tersebut akan berwarna kehitaman dan menimbulkan bau. Untuk mencegah gangren meluas, dokter dapat mengambil tindakan operasi untuk memotong jari kaki atau bagian dari kaki yang terinfeksi. Pemotongan bagian tubuh ini dikenal dengan istilah amputasi. Diabetes merupakan penyebab umum non-traumatik kasus amputasi kaki.

Pencegahan Kaki Diabetik

Berikut beberapa kiat perawatan kaki untuk mencegah komplikasi kaki diabetik pada penyandang diabetes:
  • Periksa kedua kaki setiap hari. Apakah ada bisul, perubahan warna atau perasaaan yang berbeda. Bila perlu minta batuan orang lain atau gunakan cermin untuk melihatnya.
  • Cuci kaki setiap hari. Gunakanlah air sabun hangat (jangan panas), lalu keringkan kedua kaki dengan seksama.
  • Kuku kaki dipotong rata, kikirlah ujung-ujungnya yang kasar.
  • Jangan menggunakan obat penghilang kutil, atau memotong sendiri mata ikan atau kapalan pada kaki anda. Sebaiknya pergilah ke dokter umum atau dokter ahli perawatan kaki (podiatris).
  • Kenakan sepatu yang lembut dan nyaman. Setiap hari periksa bagian dalam sepatu, kalau-kalau ada potongan atau sudut tajam yang bisa melukai. Jangan berjalan pada lantai atau jalan yang kasar dengan kaki telanjang.
  • Hindari celana ketat atau mengenakan sesuatu yang ketat di pergelangan kaki.
  • Hentikan merokok yang dapat memperparah peredaran darah yang buruk ke kaki.
Upaya pencegahan bagi penyandang diabetes yang belum mengalami komplikasi kaki diabetik dapat dilakukan dengan cara mengendalikan kadar gula darah selalu mendekati nilai normal. Hal ini karena komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda, atau diperlambat dengan mengendalikan kadar gula darah.

Ada empat hal utama yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan kadar gula darah, yaitu:
  • Pengaturan makan/diet dengan penekanan pada pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan.
  • Olahraga/aktivitas fisik secara teratur yakni 3-5 kali seminggu selama 30-60 menit.
  • Pengobatan yang sesuai petunjuk dokter bila gula darah tidak dapat dikendalikan dengan pengaturan pola makan dan latihan fisik.
  • Evaluasi kesehatan dengan melakukan evaluasi medis secara lengkap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, dan pemeriksaan laboratorium.
Sementara bagi penyandang diabetes yang telah terlanjur mengalami komplikasi kaki diabetik, tetap harus mengendalikan kadar gula darah dan ditambah dengan perawatan kaki yang baik. Jika terjadi luka, harus ditangani segera oleh tenaga medis. Dokter akan memberikan antibiotik jika luka anda telah mengalami infeksi. Jangan merawat sendiri luka anda, karena jika terjadi salah penanganan dapat menyebabkan luka meluas dan infeksi menyebar sehingga dapat menimbulkan gangren (pembusukan) yang selanjutnya perlu dilakukan amputasi.

Edukasi terhadap penyandang diabetes mutlak diperlukan agar tumbuh kesadaran untuk memeriksa kaki setiap hari sehingga setiap bentuk kelainan kaki dapat segera teridentifikasi sebelum menimbulkan luka. Tekanan dan gesekan terus-menerus yang dialami kaki suatu saat akan menimbulkan luka. Jika hal ini terus berlangsung dan tidak disadari oleh penyandang diabetes, maka luka akan semakin dalam dan meluas.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan setiap penyandang diabetes adalah mencegah terjadinya luka pada kaki, sehingga kemungkinan timbulnya komplikasi kaki diabetik dapat dicegah. Pada akhirnya, kemungkinan infeksi yang meluas sampai berkembang menjadi gangren dan risiko amputasi dapat dihindari.

sumber dari medicastore

Waspada Komplikasi Kaki Diabetik Bag.1

Penyandang diabetes mellitus perlu memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan kakinya, karena diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang dikenal dengan istilah kaki diabetik (diabetic foot). Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan amputasi.

Kaki diabetik merupakan komplikasi yang serius dan mahal dari diabetes. Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus amputasi kaki karena komplikasi diabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti setiap 30 detik ada kasus amputasi kaki karena diabetes di seluruh dunia.

Umumnya kaki diabetik didahului dengan adanya ulkus (luka). Hanya sekitar dua pertiga dari ulkus yang dapat sembuh dengan cepat, sisanya berakhir dengan amputasi. Rata-rata diperlukan waktu sekitar enam bulan untuk penyembuhan ulkus. Baik ulkus maupun amputasi memiliki dampak yang besar pada kualitas hidup penyandang diabetes, yakni terbatasnya kebebasan bergerak, terisolasi secara sosial, dan menimbulkan stres psikologis.

Kaki diabetik juga merupakan masalah ekonomi yang nyata, mengingat penyandang diabetes dengan kaki diabetik umumnya membutuhkan perawatan yang lama, rehabilitasi, biaya yang tidak sedikit, dan risiko amputasi yang besar.

Menurut Dr. dr. Aris Wibudi, SpPD selaku Ketua Umum PB PEDI (Perhimpunan Edukator Diabetes Indonsia), komplikasi kaki diabetik sebenarnya dapat dicegah. Dengan menerapkan strategi yang menggabungkan upaya pencegahan, perawatan jika terjadi ulkus pada kaki, penanganan medis yang sesuai, kadar gula darah yang terkendali, serta edukasi terhadap penyandang diabetes dan tenaga medis, dapat menurunkan kemungkinan risiko amputasi sampai 85%.

Masalah Kaki pada Penyandang Diabetes

Setiap orang dapat mengalami masalah pada kaki seperti di bawah ini. Namun bagi penyandang diabetes dengan kadar gula darah yang tidak terkendali, masalah kaki ini dapat mengarah kepada terjadinya infeksi dan konsekuensi yang lebih serius seperti amputasi.

  • Kalus, Merupakan penebalan kulit yang umumnya terjadi di telapak kaki. Kalus disebabkan gesekan atau tekanan berulang pada daerah yang sama, distribusi berat tubuh yang tidak seimbang, sepatu yang tidak sesuai, atau kelainan kulit. Kalus dapat menjadi berkembang menjadi infeksi.

  • Kulit melepuh, Dapat terjadi jika sepatu selalu menggesek kaki pada daerah yang sama. Disebabkan penggunaan sepatu yang kurang pas atau tanpa kaus kaki. Kulit melepuh dapat berkembang menjadi infeksi. Hal penting untuk menangani kulit melepuh adalah dengan tidak meletuskannya, karena kulit melindungi lepuhan dari infeksi.

  • Kuku kaki yang tumbuh ke dalam. Terjadi ketika ujung kuku tumbuh ke dalam kulit dan menimbulkan tekanan yang dapat merobek kulit sehingga kulit menjadi kemerahan dan terinfeksi. Kuku kaki yang tumbuh ke dalam dapat terjadi jika anda memotong kuku sampai ke ujungnya, dapat pula disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu ketat atau trauma kaki karena aktivitas seperti berlari dan aerobik. Jika ujung kuku kaki anda kasar, gunakan kikir untuk meratakannya.

  • Pembengkakan ibu jari kaki. Terjadi jika ibu jari kaki condong ke arah jari di sebelahnya sehingga menimbulkan kemerahan, rasa sakit, dan infeksi. Dapat terjadi pada salah satu atau kedua kaki karena penggunaan sepatu berhak tinggi dan ujung yang sempit. Pembengkakan yang menimbulkan rasa sakit dan deformitas (perubahan bentuk) kaki dapat diatasi dengan pembedahan.

  • Plantar warts. Kutil terlihat seperti kalus dengan titik hitam kecil di pusatnya. Dapat berkembang sendiri atau berkelompok. Timbulnya kutil disebabkan oleh virus yang menginfeksi lapisan luar telapak kaki.

  • Jari kaki bengkok. Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena diabetes dapat menyebabkan kelemahan ini. Otot yang lemah dapat menyebabkan tendon (jaringan yang menghubungkan otot dan tulang) di kaki memendek sehingga jari kaki menjadi bengkok. Akan menimbulkan masalah dalam berjalan dan kesulitan menemukan sepatu yang tepat. Dapat juga disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu pendek.

  • Kulit kaki kering dan pecah. Dapat terjadi karena saraf pada kaki tidak mendapatkan pesan dari otak (karena neuropati diabetik) untuk berkeringat yang akan menjaga kulit tetap lembut dan lembab. Kulit yang kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit dapat membuat kuman masuk dan menyebabkan infeksi. Dengan gula darah anda yang tinggi, kuman akan mendapatkan makanan untuk berkembang sehingga memperburuk infeksi.

  • Athlete's foot (kaki atlet). Disebabkan jamur yang menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan pecahnya kulit. Pecahnya kulit di antara jari kaki memungkinkan kuman masuk ke dalam kulit dan menimbulkan infeksi. Infeksi dapat meluas sampai ke kuku kaki sehingga membuatnya tebal, kekuningan, dan sulit dipotong.
sumber dari medicastore

Monday, April 5, 2010

Apa itu HbA1C ??

Pemeriksaan hemoglobin terglikasi (HbA1C), disebut juga glycohemoglobin atau disingkat sebagai A1C, merupakan salah satu pemeriksaan darah yang penting untuk mengevaluasi pengendalian gula darah. Hasil pemeriksaan A1C memberikan gambaran rata-rata gula darah selama periode waktu enam sampai dua belas minggu dan hasil ini dipergunakan bersama dengan hasil pemeriksaan gula darah mandiri sebagai dasar untuk melakukan penyesuaian terhadap pengobatan diabetes yang dijalani.

Hemoglobin adalah salah satu substansi sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Ketika gula darah tidak terkontrol (yang berarti kadar gula darah tinggi) maka gula darah akan berikatan dengan hemoglobin (terglikasi). Oleh karena itu, rata-rata kadar gula darah dapat ditentukan dengan cara mengukur kadar HbA1C. Bila kadar gula darah tinggi dalam beberapa minggu, maka kadar HbA1C akan tinggi pula. Ikatan HbA1C yang terbentuk bersifat stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan (sesuai dengan usia sel darah merah). Kadar HbA1C akan mencerminkan rata-rata kadar gula darah dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemeriksaan.

Korelasi antara Kadar A1C dan Rata-rata Kadar Gula Darah

HbA1C (%)

Rata-rata Gula Darah (mg/dl)

6

135

7

170

8

205

9

240

10

275

11

310

12

345

Kadar HbA1C normal pada bukan penyandang diabetes antara 4% sampai dengan 6%. Beberapa studi menunjukkan bahwa diabetes yang tidak terkontrol akan mengakibatkan timbulnya komplikasi, untuk itu pada penyandang diabetes kadar HbA1C ditargetkan kurang dari 7%. Semakin tinggi kadar HbA1C maka semakin tinggi pula resiko timbulnya komplikasi, demikian pula sebaliknya. Diabetes Control and Complications Trial (DCCT) dan United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) mengungkapkan bahwa penurunan HbA1C akan banyak sekali memberikan manfaat. Setiap penurunan HbA1C sebesar 1% akan mengurangi risiko kematian akibat diabetes sebesar 21%, serangan jantung 14%, komplikasi mikrovaskular 37% dan penyakit vaskuler perifer 43% (UKPDS 35. BMJ 2000:321:405-12).

Penyandang diabetes direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan HbA1C setiap tiga bulan untuk menentukan apakah kadar gula darah telah mencapai target yang diinginkan. Pada penyandang diabetes dengan gula darah terkontrol baik maka frekuensi pemeriksaan dapat dilakukan sedikitnya dua kali setahun. Berdasarkan data medical outcome Klinik Diabetes Nusantara (KDN) sampai dengan bulan Mei 2007, didapatkan rasio rata-rata penyandang diabetes yang berobat di KDN mencapai kadar HbA1C kurang dari 7% setelah menjalani pengobatan selama 6 bulan adalah sebesar 56.8%, dan rasio tertinggi dicapai pada bulan Maret 2007 sebesar 60.8%. Semua ini berkat kerja sama yang baik antara pasien dan dokter dalam program pengobatan diabetes yang dijalankan untuk mencapai kadar HbA1C yang dinginkan bersama.

artikel disalin dari sini
gambar diambil dari sini

cek lagi, dan nemu makhluk baru HbA1C

Yihaa.. abis cek gula darah nih. Hasilnya alhamdulillah masih bagus lah, gula puasa 108 dan gula setelah puasa 145. hehehe... masih tinggi sih, cuma kata pak dokter masih bisa gak perlu pake obat lagi (sukur...sukur..) oh iya, selain cek gula darah, kali ini pak dokter juga minta saya untuk cek HbA1C yang ternyata hasilnya tinggi yaitu 8 (sedangkan normalnya 6,5) berikut pembicaraan saya sama pak dokter ybs :

saya : sore pak...

dokter : sore... gimana nih... bagaimana hasil labnya ?

Saya : lumayan dokter.. ini hasil lab-nya (ngasih hasil lab)

dokter : bagus...bagus hasilnya, cuma HbA1C-nya aja masih tinggi yah...

saya : Iya dokter....

dokter : kamu gak perlu saya kasih obat lagi. Buat nurunin HbA1C olahraga ditingkatin yah

saya : Jadi gimana dokter ? boleh lari2 kecil ? puasa gimana ?

dokter : Gak usah lari2, cukup jalan aja. kemaren berapa lama jalannya ?

saya : kemaren2 sih 30 menit dok.

dokter : Ya udah besok ditingkatin, tiap hari sedikitnya 45 menit jalan santai gak usah lari2 dolo, puasa boleh kok. yang bagus itu sebulan maksimal 2 Kg beratnya turun.

saya : ok dok..


Yayayay... buat yang gak ngerti apa itu HbA1C, nanti saya tulisin disini penjelasannya (mau googling dolo hehehe)